ANALISIS KETIMPANGAN PENGELUARAN ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT PROVINSI RIAU

Rita Yani Iyan, Syafril Basri, Ando Fahda Aulia

Abstract


Hasil pertumbuhan ekonomi ternyata tidak selalu diterima secara merata oleh
semua kelompok lapisan masyarakat. Dilihat dari potret kemiskinan, dampak
pertumbuhan tersebut memberikan warna yang sangat kontras karena sebagian
warga masyarakat hidup dalam kelimpahan, sementara sebagian lagi hidup serba
kekurangan. Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengetahui keragaan pengeluaran
makanan di Provinsi Riau, (ii) mengetahui keragaan pengeluaran bukan makanan
di Provinsi Riau(iii) mengetahui ketimpangan pengeluaran antar kelompok
masyarakat di Provinsi Riau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran makanan pada masyarakat
perkotaan sebesar 46,76% lebih rendah dari masyarakat pedesaan sebesar
56,87%. Namun demikian, konsumsi makanan dan minuman jadi, tembakau dan
sirih proporsinya masih relatif tinggi baik di perkotaan maupun dipedesaan.
Konsumsi Makanan dan Minuman Jadi pada masyarakat perkotaan sebesar
11,60%, Tembakau dan Sirih sebesar 6,39% dari total pengeluaran. Sedangkan di
pedesaan proporsi konsumsi makanan dan minuman jadi sebesar 8,04%,
Tembakau dan Sirih sebesar 8,92%. Ini menugindikasikan bahwa kesadaran
untuk pola hidup sehat masih rendah ditengah masyakat Provinsi Riau.
Pengeluaran perkapita masyarakat perkotaan yag lebih tinggi daripada pedesaan
berdampak pada proporsi pengeluaran bukan makanan masyarakat perkotaan
relatif lebih tinggi daripada masyarakat pedesaan. Pada tahun 2014 proporsi
pengeluaran bukan makanan masyarakat perkotaan sebesar 53,26% sedangkan
masyarakat pedesaan sebesar 43,13%. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat
kesejahteraan masyarakat perkotaan relatif lebih baik dibandingkan dengan
tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan yang terdapat di Provinsi Riau.
Tingkat ketimpangan pendapatan antar kelompok masyarakat di Provinsi Riau
cenderung menunjukkan peningkatan. Indeks gini ratio Provinsi Riau pada tahun
1996 sebesar 0,300 dengan tingkat laju pertumbuhan ketimpangan setiap tahun
rata-rata sebesar 3,55% sehingga pada tahun 2013 meningkat menjadi sebesar
0,374.

Dibandingkan dengan ketimpangan pendapatan antar kelompok masyarakat pada
Provinsi tetangga di Sumatera, tingkat ketimpangan pendapatan antar kelompok
masyarakat di Provinsi Riau masih relatif lebih tinggi.


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.31258/je.24.3.p.56

Refbacks

  • There are currently no refbacks.